SEMARANG – Bertempat di Kotta Hotel Semarang, Kalapas Terbuka Kendal, Rusdesy hadir memenuhi undangan Yayasan Inisiatif Indonesia Biru Lestari (WAIBI), Kamis (20/10/2022).
Agenda pertemuan pada kesempatan ini adalah pembahasan terkait kerjasama pengembangan pertanian regeneratif.
Baca juga:
Babinsa di Babahrot Masif Dampingi Pertanian
|
Penggunaan pupuk dan pestisida kimia secara terus menerus tentunya membawa dampak buruk bagi lingkungan, residu yang dihasilkan membuat mikroba dalam tanah menjadi mati, mengakibatkan tanah retak dimusim kemarau dan menurunkan daya resap air ketika musim hujan.
Yayasan Indonesia Biru Lestari atau biasa disebut WAIBI bekerjasama dengan Lapas Terbuka Kendal siap mengembangkan program pertanian regeneratif atau pertanian berkelanjutan yang pada prosesnya bebas dari bahan kimia.
Hadir dalam pembahasan, Direktur Program WAIBI, Lusi Ismail menyampaikan, Program pertanian regeneratif membawa dampak positif terhadap perekonomian.
Baca juga:
Pertanian Organik, Pertanian Masa Depan
|
"Dampak positif ini berimbas pada people (manusia), lingkungan, kemitraan, kesejahteraan dan kedamaian, ” tutur Lusi.
Singkatnya, selain dapat meningkatkan hasil atau profit, pertanian regeneratif sangat bermanfaat bagi lingkungan, penerapan sistem ini tidak menitikberatkan pada eksploitasi sumber daya melainkan meningkatkan kualitas sumber daya dengan cara yang sehat sehingga sumber daya alam dalam hal ini tanah dapat beregenerasi lebih cepat dan mempertahankan keberagaman biologis serta nutrisi tanah pasca digarap dari waktu ke waktu.
Menyambut baik hal ini, Kalapas Terbuka Kendal, Rusdedy menyampaikan bahwa konsep pertanian regeneratif sejalan dengan gagasannya menerapkan sistem pertanian terpadu dalam program pembinaan kemandirian di Lapas Terbuka Kendal.
“Sejalan dengan konsep kami, potensi pengembangan pertanian regeneratif di Lapas Terbuka Kendal sangat besar. Progam pembinaan kemandirian dibidang pertanian, perikanan dan peternakan yang kami laksanakan tentunya sangat mendukung konsep pertanian regeneratif, ” terang Kalapas.
Rusdedy juga memberikan apresiasi kepada WAIBI atas kerjasama dalam pengembangan konsep pertanian yang digadang-gadang dapat melawan krisis iklim.
“Terimakasih kepada WAIBI karena bersedia mendampingi kami untuk bersama membangun program pertanian regeneratif. Dan kami sampaikan, program ini tentunya sebagai pembinaan kemandirian Warga Binaan Pemasyarakatan, untuk memberi bekal keterampilan sehingga bermanfaat ketika mereka kembali ditengah masyarakat, ” lanjut Rusdedy.
Rusdedy menambahkan bahwa Lapas Terbuka Kendal siap untuk mengembangkan pupuk organik yang akan digunakan dalam program pertanian regeneratif. Pupuk organik ini didapat dari limbah pertanian seperti daun kering atau sisa tanaman jagung yang telah dipanen dan limbah dari peternakan.
Dalam pertemuan juga dilakukan pembahasan program pembinaan dibidang perikanan budidaya tambak udang vaname yang akan dikelola oleh WAIBI. Turut hadir dalam kegiatan ini Kepala Seksi Bimbingan Narapidana/Anak Didik dan Kegiatan Kerja, Ari Rahmanto dan staf pelaksana Sub Seksi Kegiatan Kerja Lapas Terbuka Kendal.
(N.Son/***)